Bagi warga AS non-muslim khususnya, berkumpulnya umat muslim dalam jumlah banyak, bahkan sampai ribuan, jelas bukan sesuatu yang bisa disaksikan sehari-hari. Apalagi bila itu dilakukan di salah satu lokasi terpenting di ibukota AS, Washington DC, tepatnya yakni di kawasan Capitol Hill.
Jumat (25/9) kemarin, sejumlah besar jamaah Jumat yang diperkirakan mencapai hampir 8.000 orang, memang memadati lahan halaman Capitol yang adalah gedung Kongres AS itu. Pada intinya, mereka hanya menjalankan ibadah sholat Jumat biasa, namun sejumlah media massa setempat tak pelak memberitakannya bak peristiwa besar, lengkap dengan suasana dan isi khotbah yang dibacakan.
Seperti dikutip ruanghati.com dari JPNN yang bersumber pada FoxNews, misalnya, ribuan umat muslim itu diberitakan berkumpul dengan damai, sambil menegaskan keimanan mereka dan menunjukkan solidaritasnya dengan nilai-nilai kehidupan AS. Sementara itu, beberapa kelompok pemrotes dari agama lain justru melakukan hujatan-hujatan terhadap keberadaan jamaah tersebut, namun berusaha diabaikan oleh umat Islam yang rata-rata mengenakan jubah putih dan tutup kepala.
Diberitakan pula, sebagian besar jamaah terdiri dari laki-laki, walaupun ada juga jamaah wanita yang duduk terpisah. Mereka yang disebutkan kebanyakan datang dari kalangan kulit berwarna itu, mengikuti khotbah dengan khidmat di atas hamparan berbagai alas – termasuk selimut, jaket, plastik dan sebagainya – yang dijadikan sajadah, sebelum kemudian menjalani sholat Jumat. Salah satu isi khotbahnya adalah ajakan untuk menghindari kebencian pada siapapun, terutama umat Kristen dan Yahudi, dilengkapi seruan “Tuhan memberkahi Amerika”.
Lautan jamaah yang berkumpul di bagian barat gedung Capitol itu, dilaporkan datang dari berbagai wilayah, namun terutama berasal dari daerah-daerah di pantai timur AS. Mereka sengaja dikumpulkan melalui sebuah undangan kegiatan yang diberi tajuk “Sholat Jumat di Capitol Hill: Hari Persatuan Islam”.
Dilaporkan pula, tak ada kericuhan atau gangguan apapun yang terjadi, sepanjang beberapa jam pengawasan pihak aparat keamanan maupun media terhadap kegiatan itu. Salah seorang petugas keamanan yang ditanyai namun tak ingin disebutkan identitasnya, memastikan hal itu. “Hanya (seperti) apa yang bisa anda lihat,” katanya.
Namun demikian, di kawasan yang tak terlalu jauh, beberapa kelompok umat Kristen justru dilaporkan menggelar aksi protes yang khusus ditujukan terhadap ibadah Jumat tersebut. Meski berada di bawah pengawasan ketat petugas polisi berseragam maupun yang menyamar, mereka terang-terangan meneriakkan ketidaksenangan mereka dengan aktivitas umat muslim itu. Mereka berdemo menggunakan mikrofon dan sound system lainnya.
Salah satu kelompok, yang menyebut dirinya Operation Save America misalnya, juga menyebarkan sejumlah pamflet bertuliskan “Aborsi adalah pembunuhan! Homoseksual adalah Dosa! Islam adalah Kebohongan!”. Dalam pada itu, salah seorang tokoh penyelenggara Jumatan, Hassen Abdellah, yang adalah seorang pengacara kriminal dari New Jersey, sempat menghimbau kelompok Kristen untuk menghargai dan tak mengganggu Jumatan. Tapi, seperti ditulis Foxnews pula, saat jamaah khusyuk menjalani sholat, suara-suara protes dari speaker para pemrotes pun masih terdengar.
No comments:
Post a Comment